WISUDA BERTAJUK PERPISAHAN

by - Maret 01, 2017

Potret ke-15 Mahasantri 2017 yang siap diberangkatkan ke-Turki berpose bersama Abi Sulaiman Çeker dan guru pengajar lainnya. 

Usai menjalani masa intensif kurang lebih selama 6 bulan untuk persiapan melaksanakan tekamul, tepat hari Rabu, 01 Maret 2017 kami disugukan rangkaian acara seremonial bertajuk formal yang akrab disapa "wisuda".

Ya ... ini adalah rangkaian acara wisuda kami, Wisuda dan Pelepasan Mahasantri ke Turki. mahasantri berjumlah 15 orang yang telah menyelesaikan program pendidikan instensif kurang lebih selama 6 bulan kini akan diberangkatkan ke negara dua benua, Turki.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Al-Ustadz Sulaiman Çeker selaku pimpinan UICCI Sulaimaniyah se-Jawa Barat dan juga ikut andil dalam menyapaikan sambutan dan do'a di selang akhir acara. Tidak hanya beliau, hadir juga beberapa abi-abi yang juga merupakan guru pengajar kami di asrama bintaro 2 selama masa-masa intensif diantaranya yaitu Abi Khairul Ulum yang setia mengantar kami sampai akhir kegiatan intensif dan juga beberapa abi dari asrama pusat Rawamangun. Tidak ketinggalan sanak keluarga dan sahabat juga ikut hadir demi melepas kepergian salah satu anak kebanggaan mereka yang akan menuntut ilmu ke negeri orang.

Ini merupakan wisuda kali kedua kami setelah melaksanakan wisuda di kancah universitas kami masing-masing. Rasa bahagia dan sedih bercampur aduk menjadi satu, bahagia karna kami akan melanjutkan study ke negara yang sudah kami impikan sejak lama, negara yang masyhur akan misteri sejarah dan peradaban kejayaan Islam pada zamannya, dan negara yang kini menjadi perhatian seluruh ummat muslim se-dunia.

Di satu sisi, hati ini juga merasa sedih dan kecewa karena harus meninggalkan sanak keluarga, sahabat serta kerabat terdekat bahkan kedua orang tua.

Ini merupakan resiko yang harus kami terima, kami telah bulatkan tekat, kuatkan niat dan mantapkan hati untuk menuntut ilmu dan berhizmet di jalan ini, entah apa yang akan terjadi di hari esok - biarkan Allah SWT yang mengatur, Liilai kalimatillah - Linaili mardhatillah.

Usai rangkaian acara wisuda, kami pun langsung di giring menuju bandara dengan menggunakan mobil, ikut di belakang mobil kami mobil keluarga dan juga rombongan satu mobil dari asrama Bandung.
Suasana bandara kala itu masih sama seperti suasana hiruk-pikuk keramaian bandara pada hari-hari biasanya, namun tidak bagi kami ber-15 Mahasantri. Ada kesan tersendiri yang sulit untuk diungkapkan, mendung langit di sore itu bagai enggan untuk menurunkan hujan yang telah lama terkumpul di atas sana. Namun pecah juga ketika kami harus berpisah dengan sanak saudara dan keluarga.

Meninggalkan tanah air untuk waktu yang belum pasti, ada ribuan kejutan kisah yang menakjubkan menunggu kami di persimpangan sana, dan biarkan waktu yang bercerita.

You May Also Like

0 komentar